Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

Untukmu yang pernah memenuhi relungku

Kalau mengingat masa ketika kau dan aku masih menjadi kita, rasanya unik ya? Berawal dari perkenalan yang ‘terpaksa’, kebetulan kepindahanku di kota ini Tuhan menempatkanku bersebelahan dengan rumahmu. Tahun pertama dan kedua kita sama sekali tidak menunjukkan hal lebih dari sekedar tetangga. Bertemu pun jarang. Kau sibuk dengan duniamu, begitu pun aku. Memasuki Januari tahun ketigaku di kota ini, entah bagaimana kau dan aku mulai intens ‘chat-chatan’ yang tadinya hanya sekedar basa-basi sampai ke arah gombalan andalanmu. Yang tadinya kita hanya berpapasan di gang rumah, berganti menjadi hang out bareng dan itu sering. Bukankah cinta itu berawal dari sebuah pertemanan? Sesingkat itu kita terbentuk. Bermodalkan visi dan misi yang sama, kita menjalani hubungan yang lebih dari sekedar teman.  Cinta itu harusnya bahagia, bila tidak bahagia mungkin salah pilih Cukuplah setahun kau dan aku menjadi kita. Cukup banyak rasa yang kudapat bukanlah bahagia. C...