Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan. Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...
Dulu aku kira semua hal bisa diubah di dunia ini. Katanya nggak ada yang mustahil kan Katanya kun fayakun Tapi untuk beberapa waktu ini aku mulai tidak setuju tentang itu Ada hal yang tidak bisa diubah Sebesar apapun usaha, tak ada yang bisa mengubahnya. Ada yang bilang lagi butuh waktu untuk membuat sebuah perubahan Tapi adakah patokan seberapa lama menunggu dan berusaha? Apakah butuh waktu seumur hidup? Itu tidak adil menurutku. Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih dari menunggu perubahan itu terjadi. Dulu aku kira semua hal tak ada yang tidak mungkin Ada yang bilang jika kita fokus pada satu tujuan maka seluruh energi alam akan membantumu Rasanya itu seperti sihir yang bisa membuat siapapun yang mendengarnya kembali bersemangat setelah kecewa Katanya tidak ada usaha yang sia-sia. Namun ini apa? Aku merasakan hal yang ingin sekali aku hindari. Aku telah berharap banyak jika ini bisa berubah menjadi lebih baik. Aku kecewa ...