Langsung ke konten utama

Sampai Nanti :)



Backsound by Threesixty-Sampai Nanti

Halo malaikatku. Sekarang kau telah menjadi salah satu bintang yang sampai sekarang masih dapat ku lihat terangnya.
Sejak banyaknya angin menghempas tali diantara kita, perlahan aku mengiyakan mu menjadi salah satu bintang di langitku.
Siang ini langit mendung, dan tugas-tugasku pun sudah selesai ku kerjakan. Rasanya kalau kau sudah tak berada di sisiku pun sekarang aku terbiasa. Dan mungkin ini adalah cerita terakhir ku tentangmu.
Dimana kan ku simpan semua harapan ini
disaat ku temui, jalan yang tak bertepi

Tak pernah ku lupa bagaimana kita dulu meminta saling menjaga satu sama lain. Menjatuhkan pilihan padamu dan padaku. Berharap jika ini nantinya berjodoh.
Satu tiga lima tujuh bulan berjalan. Seperti hubungan lainnya kita diterpa berbagai masalah. Delapan sepuluh dan satu tahun hubungan kita terlalui, ada banyak hal yang dapat kita ambil sarinya, ilmu bahkan pahitnya rasa.  
Seiring redup hati selimuti senyummu
tak mampu ku bergerak disudut sempit ini

Dalam hubungan ini harapanku hanya satu, aku ingin kau adalah jalan terakhirku.

Jadilah pelita dikala redup hatimu
disaat tak mampu lagi diriku
terangi gelapmu seperti dulu
 
Bukankah sudah banyak pengorbanan dan usaha yang kita lakukan? Katanya kalau kita usaha dan berdoa pasti kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi kenapa kita sekarang seperti ini? Aku tau usahamu. Aku juga tau doamu. Begitupun aku.
Apa boleh kita berhenti? Bukannya menyerah. Kau dan aku sama sama tau kalau kita lelah. Kita terus berusaha mempertahankan kapal ditengah ombak yang tak ada habis-habisnya. Kini mungkin saatnya membiarkan Tuhan yang memainkan perannya. Seperti yang pernah kau bilang kalau apapun tidak ada yg kebetulan. Ini takdir.
Maaf karna aku tak lagi berada disampingmu.

Teruslah melangkah walau kini ku tak berjalan disampingmu
 hingga kau pun berlabuh diakhir ujung jalanmu

Tak banyak kata perpisahanku untukmu. Tak banyak juga permintaanku untukmu. Tapi kalau boleh, aku minta satu hal yang harus kau lakukan. Kau harus bahagia dan harus bisa membuktikan padaku kalau kau bisa bahagia walau saat ini aku tak ada disampingmu. Aku hanya ingin melihatmu terus tersenyum dalam kebaikan.  
Sampai nanti kelak esok kan kembali,
ini tentang kita tentang bagaimana cara kita mampu melangkah
tanpa alasan yang sama

Biarlah doa yang pernah terucap akan terus menjadi doa. Biarlah janji akan tetap menjadi janji seperti dulu. Biarlah harapan akan tetap menjadi asa. Biarlah kenangan yang akan menjadi tali penghubung kita nanti.
Dan sadari kini nafasmu pun tak seirama denyut nadiku
amat dalam ku terjatuh
hingga kau pun berlabuh diakhir ujung jalanmu

Terimakasih untuk semua perhatian dan kasih sayang yang belum pernah aku dapatkan seperti yang kau berikan. Terimakasih untuk pelajaran dan rasa yang kau berikan untukku. Terimakasih untuk memberitahuku jalan-jalan “tikus” di Solo yang sangat membantuku saat macet. Terimakasih juga mengajakku makan makanan enak yang belum pernah aku coba di kota ini. Terimakasih karna telah memaklumi ketidakwajaranku sebagai manusia dan kelemotanku dalam berbagai hal. Terimakasih karna mengajariku mengikhlaskan 500 perak untuk tukang parkir (hahaha, hanya kau yang ngajarin hal sepele tapi sangat bermakna untukku). Terimakasih karna sudah bersamaku dalam waktu yang tidak singkat ini. Terimakasih karna sudah pernah membahagiakan dan pernah mengecewakan. Dan terimakasih untuk semua usaha dan doa yang pernah kau lakukan untukku.

Aku pamit ya Bu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)