Langsung ke konten utama

Awalan "kita" :)

20 Juni 2013

Terkadang ada pertanyaan yang tidak semua membutuhkan jawabannya. Cukup diam dan mengerti saja.

“kamu tau ngak, aku ngerasa sepertinya kamu cuma ngebuat aku pelarian saja”
“hah, pelarian? Kalau emank aku nyari pelarian, ya mungkin bukan kamu. Mungkin cowo-cowo yang sebelum kamu. Kok bisa sih ngerasa kayak gitu?”
“Ya bisa aja. Aku ngerasa kalau kamu itu ngak sepenuhnya sayang sama aku. Aku ngerasa kalau kamu ragu melangkah sama aku”
“hehe, kok tau sih. Tapi bukan berarti aku jadiin kamu pelarianku. Aku cuma masih trauma dengan yang dulu”
“Trauma? Bukan trauma, tapi kebayang yang dulu”
“Ngak. Aku ngak ngebayangin dia. Aku trauma sakit hati lagi karna terlalu sayang sama orang. Aku takut nanti kamu seperti dia.”
“....”
“Jo..... Aku ngak bohong kok kalau aku sayang sama kamu. Aku beneran sayang sama kamu”
“.....”
“Yu”
“.....”
“Bayu”
“Iya, kenapa? Mau bilang apa?”
“Kamu kan sudah tau kalau aku ngak sepenuhnya sayang sama kamu, trus masih mau sama aku?”
“Ya masih, emank kenapa? Kamu ngak mau? Atau ngak enak sama aku?”
“Hehe, aku ngak enak sama kamu”
***
“Aku mau nanya”
“Emm, nanya apa”
“Kamu sayang aku?”
“...... Iya, aku sayang kamu”
“Beneran?”
“Iya, aku sayang sama kamu”
“Kalau misalnya aku pergi dari kamu, kamu rela?”
“Sejujurnya sih ngak?”
“Kalau aku sudah ngak ada buat kamu, kamu mau?”
“Sejujurnya sih ngak”
“Kenapa?”
“Karna aku pasti sakit hati kalau tau kamu sama orang lain”
“Aku bener-bener sayang sama kamu. Aku ngak mau pisah sama kamu”
“Iya aku juga sayang kamu. Ngak percayakah?”
“.....”
“Menurut kamu, aku ini cemburuan ngak?”
“Ngak. Kan kamu ngak sayang aku”
“Jujur ya, aku ini orangnya cemburuan loh”
“Ngak pernah kelihatan”
“Ya ngapain. Cemburuan itu ngak usah diomongin kan”
“Emank kamu cemburu sama siapa?”
“Ya kalau aku omongin, ntar kamu malah ngak enak didepanku. Lebih baiknya ngak usahkan”
“Loh, kamu itu suka gitu. Kamu kasih tau aku, biar nanti aku kan bisa tau apa yang kamu ngak suka, apa yang bikin kamu merasa cemburu”
“Ngak ah, nanti kamu berubah. Aku ngak mau kamu berubah jadi yang aku mau”
“Kenapa? Bagus kan”
“Aku mau mencintai apa adanya kamu. Sikapmu, tingkahmu, gayamu. Aku mau mencoba mencintai itu tanpa adanya perubahan dariku. Aku mau mencoba mengerti kamu”

:) :) :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Nanti :)

Backsound by Threesixty-Sampai Nanti Halo malaikatku. Sekarang kau telah menjadi salah satu bintang yang sampai sekarang masih dapat ku lihat terangnya. Sejak banyaknya angin menghempas tali diantara kita, perlahan aku mengiyakan mu menjadi salah satu bintang di langitku. Siang ini langit mendung, dan tugas-tugasku pun sudah selesai ku kerjakan. Rasanya kalau kau sudah tak berada di sisiku pun sekarang aku terbiasa. Dan mungkin ini adalah cerita terakhir ku tentangmu. Dimana kan ku simpan semua harapan ini disaat ku temui, jalan yang tak bertepi Tak pernah ku lupa bagaimana kita dulu meminta saling menjaga satu sama lain. Menjatuhkan pilihan padamu dan padaku. Berharap jika ini nantinya berjodoh. Satu tiga lima tujuh bulan berjalan. Seperti hubungan lainnya kita diterpa berbagai masalah. Delapan sepuluh dan satu tahun hubungan kita terlalui, ada banyak hal yang dapat kita ambil sarinya, ilmu bahkan pahitnya rasa.   Seiring redup hati selimuti senyummu ta...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...