Langsung ke konten utama

Tuhan Yang Maha Tahu

29 November 2013

Terima kasih karna pernah menyukaiku :)

Biarkan, aku terus menyukaimu seperti ini. Karna dengan begitu, aku punya alasan untuk terus berjuang menunjukkan apa pun yang aku bisa :)
Itulah twit dan stat fb ku malam ini

Entahlah, malam ini, tepat tengah malam ini hati ku benar-benar damai. Jujur saja, selama seminggu terakhir ini, aku merindukan kedamaian hati. Akhir-akhir ini hati dan pikiran ku slalu saja di penuhi hal-hal yang tak aku mengerti.

Tapi, malam ini berbeda, terutama hatiku.

Beberapa temanku pernah mengatakan kalau aku berlebihan, bego, buang-buang waktu dan bla bla bla aku tak peduli.

Bodoh. Bego. Ngapain sih yul. Nda mungkin yul | Iya, aku memang bodoh. Hanya orang bodoh saja yang masih menyukai dia sampai selama ini -_-

Apa iya seperti itu?
Apa aku bodoh terus menyukai orang yang sama, bertahun-tahun, tulus, diam? Bodoh? Atau berlebihan?

Aku tak tau.
Yang aku tau, membayangkan bisa dekat bersamanya, melihatnya, tertawa bersamanya adalah hal-hal bodoh yang kadang bisa membuatku bahagia | Makanya itu, jika pernah melihatku  sedang tersenyum atau tertawa sendiri, itu berarti, aku sedang bahagia didalam imajinasiku

Salah? Bodoh?
I think not.
I just find my different way than most people do.
And I like to be different. Different not make me died. Actually, more stronge. More amazing :D

Beberapa hari yang lalu, Pakde ku bilang gini
“Apapun konsep yang digunakan untuk ‘cinta’ pasti benar. Tak ada yang salah. Semua konsep bisa dan cocok untuk ‘cinta’. Cinta itu alami kok, semua prinsip ilmu masuk”

Benar Pakde. Keponakanmu ini sangat setuju denganmu.

Begitu hebat ya Tuhan kita, bisa melahirkan sesuatu yang dinamakan ‘cinta’
Apapun akan orang-orang lakukan untuk cintanya, sekalipun dia tahu, bahwa yang dia lakukan itu tidak akan mendapatkan hasil, sia-sia.

*Terkadang, ada usaha-usaha didunia ini yang tidak memiliki hasil*

Maka, disitulah kita belajar yang namanya proses.

Kalau semua yang kita inginkan tercapai, lalu dari mana kita bisa belajar arti kesabaran?
Kalau semua yang kita usahakan memberikan hasil, lalu dari mana kita bisa tau bagaimana hebatnya perjuangan itu?

Itulah hidup. Itulah cinta. Itulah warna. Itulah nada.

Setiap orang itu memilih.
Setiap orang itu pada akhirnya nanti juga dipilih.

Maka, memilihlah untuk jadi yang terpilih.
Aku?
Aku juga berusaha menjadi yang terpilih kok.
Lalu? Hasilnya?
Hehe, jangan tanyakan hasilnya kepadaku. Jujur aku tak tahu. Yang aku tahu hanya proses, duka dan suka. Selebihnya, aku memilih menyerahkan kepada Tuhanku, Tuhan kita.

*Dan, terkadang memang ada hal-hal yang tidak perlu kita tahu jawabannya, membiarkannya. Hingga pada saatnya nanti, biar Tuhan sendiri yang akan menjawabnya*
Tuhan kan Maha Tahu ;)

Maha Segala-galanya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Nanti :)

Backsound by Threesixty-Sampai Nanti Halo malaikatku. Sekarang kau telah menjadi salah satu bintang yang sampai sekarang masih dapat ku lihat terangnya. Sejak banyaknya angin menghempas tali diantara kita, perlahan aku mengiyakan mu menjadi salah satu bintang di langitku. Siang ini langit mendung, dan tugas-tugasku pun sudah selesai ku kerjakan. Rasanya kalau kau sudah tak berada di sisiku pun sekarang aku terbiasa. Dan mungkin ini adalah cerita terakhir ku tentangmu. Dimana kan ku simpan semua harapan ini disaat ku temui, jalan yang tak bertepi Tak pernah ku lupa bagaimana kita dulu meminta saling menjaga satu sama lain. Menjatuhkan pilihan padamu dan padaku. Berharap jika ini nantinya berjodoh. Satu tiga lima tujuh bulan berjalan. Seperti hubungan lainnya kita diterpa berbagai masalah. Delapan sepuluh dan satu tahun hubungan kita terlalui, ada banyak hal yang dapat kita ambil sarinya, ilmu bahkan pahitnya rasa.   Seiring redup hati selimuti senyummu ta...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...