Langsung ke konten utama

Asap pertamaku ;)



25 April 2013

Ngak pernah tuh ngebayangin kalau aku akhirnya mengisap batang putih yang selama ini aku benci. Wah, nggak muna deh, dulu aku sering jengkel sama orang yang merokok. Apalagi coba alasannya kalau bukan mengotori udara.

Tau nggak, dulu aku nganggep kalo remaja yang merokok itu sok banget. Kuno. Labil. Nggak ada keren-kerennya. Apa coba , bayangin masih SMA, uang masih minta sama orang tua, eh, uangnya malah dibuat beli rokok. Ngak tau diri banget sih jadi anak. Nah, terus ya, kalau merokok itukan menghancurkan badan perlahan-lahan gara-gara adanya kandungan nikotin dan tar, udah ngancurin diri sendiri, ngancurin orang lain lagi. Egois sumpah. Bodo banget ya, gitu dibilang keren, jijik gua (lebay -_-)

Nah, pendapat itu nggak mungkin pernah berubah  sampai sekarang, sampai aku pernah menjadi perokok sekalipun, walaupun ya cuman sebulan (berarti ngatain diri sendiri dong gua? Aku jijik? ehh).

Awalnya sih, aku merokok itu gara-gara pengen seneng-seneng doang. Biasalah anak remaja.
Prinsipku, selama masih muda apapun yang kita lakukan dalam hal positif atau negatif sekalipun, tetap pantes :D. Iya ngak? Pasti orang-orang mikirnya,“Biasalah anak muda, wajar”
Juga seperti kata Pak Mario Teguh “Anak muda yang mengalami galau itu wajar, normal”
Nah loh, kurang dukungan apa lagi coba, presiden? Presiden juga dukung kita kok. SBY selalu bangga dengan slogannya “Lebih Cepat Lebih Baik. Lanjutkan”. Berarti semakin cepat nakal semakin baik. Mari kita lanjutkan anak muda :D.
Ok orang tua :D

Nah, beberapa dukungan itulah yang membuatku mengambil keputusan ini. Semoga ini jalan terbaik yang Allah tunjukkan kepadaku menuju masa depan (hubungannya apa coba sama masa depan -_-)

Sebenarnya, bukan karna ngak ada alasan sih aku merokok. Tapi, ini gara-gara waktu itu, saat SMA kelas 3 aku ditantang merokok oleh temen-temen cowo SMA. Nah, namanya juga darah muda terima saja lah. Mereka pikir aku takut. No word fear for me ! (gayamu) 

Tanpa aku sadari apa yang aku lakukan ini ngak bener. Aku tetap saja melanjutkan aksi ku itu, di dalam kelas, tanpa ada kekhawatiran sedikitpun akan di pergoki guru. Isapan pertamaku, aku bisa melakukannya tanpa ada batuk sedikit pun. Amazing tau nggak. Biasanya orang yang pertama kali merokok itu kan batuk-batuk. Nah kalau aku kok nggak ya? Akhirnya, aku berhasil membuat mereka tercengang (hah, biasa saja pun) Tidak, ini tidak biasa. Ini luar biasa :D

Kegiatan gilaku itu, sepertinya berlangsung selama 1 bulan (lama amat ya). Prinsipnya : Kalau mau nakal, jangan bego amatlah. Nakal yang pinter mamen. Kalau mau merokok ya jangan sampai merusak diri sendiri, apa coba untungnya (padahal, yang namanya merokok itu ya merusak diri lah -_-) :D

Hm, sebenarnya efek yang aku dapatkan ketika merokok itu hanya ketenangan pikiran, rileks dan bisa menggunakan otak untuk berpikir, bukan hanya sekedar pajangan isi kepala. 

Ini bukan tentang apa yang boleh dan tidak.
Karna, setiap orang sesungguhnya tahu, apa yang terbaik buat dirinya, percayakan saja ;) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...