Langsung ke konten utama

Untuk apa dia ada dihidupku?

Siang ini aku merasa sedang tertidur lama sekali.
Sangat lama. Rasanya, hati ini terasa tenang sekali.

Lalu, entah mengapa pikiranku ini tiba-tiba saja melayang memikirkannya.
Dia, Bayu. Seseorang yang belum terlalu lama ada dihidupku.


Aku bertanya
Tuhan, sampai sekarang,
aku belum tahu apa maksud dan tujuan-Mu mengirimkannya untukku.
Kau kirimkan dia secara tiba-tiba. Kehadirannya itu benar-benar mengejutkanku
Aku mau tahu Tuhan. Siapa dia?
Apa yang akan dilakukannya?
Apa yang bisa aku dapatkan dari dia?
Kasih sayang? Cinta?
Atau.. Ini adalah ujian lagi dari-Mu?
Nalarku belum bisa menjangkau ini. Lalu harus berapa lama ?

Hari demi hari, kusadari sepertinya aku sudah tak sanggup menahan perasaanku ini.
Rasa sayangku yang semakin lama semakin menyesakkanku
Aku sudah tak sanggup, selalu menyakitinya dengan sikap tak kepedulianku.
Itu bukan mauku, tapi keadaan yang memaksaku.


Kejadian masa laluku, masih mengikutiku
Aku hanya tidak ingin mengulangi apa yang dulu pernah aku rasakan
Rasa yang benar-benar tidak ingin aku ingat lagi

Bersama dia, rasa ini lah yang aku coba pertahankan
Rasa untuk tidak terlalu percaya
Rasa untuk tidak terlalu banyak berharap
Rasa untuk tidak terlalu banyak menuntut

Dan, seperti yang aku bilang tadi...
Hatiku tak sanggup melakukannya lagi

Jauh dilubuk hati ini, banyak hal yang tak aku sadari
Aku selalu percaya dia
Aku selalu banyak berharap dia ada untukku, selalu ada ketika aku butuh
Aku ingin ini tak hanya sekedar pertemuan singkat
Aku ingin bersama dialah aku tumbuh

Tuhan...
Aku dulu selalu memintamu untuk memberikan apapun yang terbaik untukku
Apapun yang bisa membuatku tumbuh menjadi lebih baik

Tuhan...
Aku ragu menjalani ini
Tapi, dibalik keraguan itu ada sebuah keyakinan yang menguatkanku

Tuhan...
Kalau memang ini ujian-Mu, kuatkan aku untuk bisa melewatinya
Tapi, kalau memang dia adalah obat yang Kau buatkan untukku,
aku harap obat itu tidak akan berubah menjadi racun yang menghancurkanku.

Tapi, walau bagaimanapun
Trima kasih ya untuk makhluk yang Kau kirimkan kepadaku itu
Dia itu baik sekali Tuhan, sangat baik :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...