17 Juni 2013
Aku lupa, kapan aku menulis ini, yang pasti ini sudah lama berlalu, sekitar akhir bulan Maret.
Dalam menulis, aku butuh penelitian. Aku perlu tahu, apa yang aku tulis, apa isinya, perasaan apa yang ada disana. Seperti saat ini, aku ingin membuktikan sejauh mana perasaan itu menuntunnya kembali disini. Aku menyerahkan jawaban itu kepada keadaan, kepada takdir.
Aku menunggu cinta itu. Aku duduk menanti di tempat pertama kalinya kita bertengkar. Di susunan tangga itu. Aku memberi waktu 30 menit untuk meyakinkan diriku tentang rasa ini. Jawabanku bergantung pada 30 menit ini.
12.30 WIB
Aku menunggu disini. Sepi. Sendiri. Ku ambil handphoneku dan ku mainkan Abdul And The Coffee Theory-Cinta Versi Kita. Teringat kalau lagu ini yang pernah dia berikan kepadaku, lumayan enak didengar.
12.45 WIB
Aku masih menunggu. Satu persatu daun berguguran. Tetes-tetes air juga tak mau kalah. Langit menurunkan hujan. Suasana ini benar-benar mendukung perasaanku untuk terlena dengan kegalauan ini.
Dunia tak seindah
Seakan milik kita
Saat kita bersama
Aku memberikan waktu kepada hatiku. Tinggal 15 menit lagi. 15 menit yang tersisa ini penuh dengan ketidakpastian. Sesekali aku menengok kebelakang. Tak ada siapa-siapa.
Inilah cerita kita
Kita buat bersama
Selamanya
Antara ragu dan berani untuk melanjutkan ini. Antara takut dan berharap untuk tetap bertahan ditempat ini.
12.50 WIB
Pena ini tak ingin berhenti menuliskan apa yang ada dikepalaku.
Aku disini ada, untuk ditemukan olehmu.
Aku disini menunggu, untuk memberitahumu kalau aku merindukanmu.
Jangan pernah engkau berubah
Jangan pernah ragu padaku
Kau kan selalu terindah dicinta versi kita
12.55 WIB
Waktu semakin habis saja. Di menit-menit ini aku mulai berhalusinasi. Aku merasakan ada seseorang yang berjalan mendekatiku. Berulang kali aku merasakannya, berulang kali juga aku menoleh kebelakang.
Hasilnya, aku tidak menemukan siapapun. Siapapun.
Jangan pernah jauh dariku
Jangan pernah tinggalkan aku
Kau kan selalu terindah dicinta versi kita
12.57 WIB
Sepertinya aku harus bersiap.siap
Lagipula, rintik-rintik langit ini sudah reda. Berganti dengan hawa panas.
Ku matikan lagu ini.
Tepat 13.00 WIB aku beranjak dari tempat itu. Penantian yang cukup menguras kesabaran ternyata.
Namun aku mendapatkan kekuatan baru saat ini
Keadaan tidak menuntunnya kembali padaku.
Aku dan dia cukup sampai disini.
Aku tidakakan menunggunya lagi.
Aku lupa, kapan aku menulis ini, yang pasti ini sudah lama berlalu, sekitar akhir bulan Maret.
Dalam menulis, aku butuh penelitian. Aku perlu tahu, apa yang aku tulis, apa isinya, perasaan apa yang ada disana. Seperti saat ini, aku ingin membuktikan sejauh mana perasaan itu menuntunnya kembali disini. Aku menyerahkan jawaban itu kepada keadaan, kepada takdir.
Aku menunggu cinta itu. Aku duduk menanti di tempat pertama kalinya kita bertengkar. Di susunan tangga itu. Aku memberi waktu 30 menit untuk meyakinkan diriku tentang rasa ini. Jawabanku bergantung pada 30 menit ini.
12.30 WIB
Aku menunggu disini. Sepi. Sendiri. Ku ambil handphoneku dan ku mainkan Abdul And The Coffee Theory-Cinta Versi Kita. Teringat kalau lagu ini yang pernah dia berikan kepadaku, lumayan enak didengar.
Aku ingin kamu
Jadi kekasih hatiku
Sekarang dan slamanya
Jadi kekasih hatiku
Sekarang dan slamanya
12.45 WIB
Aku masih menunggu. Satu persatu daun berguguran. Tetes-tetes air juga tak mau kalah. Langit menurunkan hujan. Suasana ini benar-benar mendukung perasaanku untuk terlena dengan kegalauan ini.
Dunia tak seindah
Seakan milik kita
Saat kita bersama
Aku memberikan waktu kepada hatiku. Tinggal 15 menit lagi. 15 menit yang tersisa ini penuh dengan ketidakpastian. Sesekali aku menengok kebelakang. Tak ada siapa-siapa.
Inilah cerita kita
Kita buat bersama
Selamanya
Antara ragu dan berani untuk melanjutkan ini. Antara takut dan berharap untuk tetap bertahan ditempat ini.
12.50 WIB
Pena ini tak ingin berhenti menuliskan apa yang ada dikepalaku.
Aku disini ada, untuk ditemukan olehmu.
Aku disini menunggu, untuk memberitahumu kalau aku merindukanmu.
Jangan pernah engkau berubah
Jangan pernah ragu padaku
Kau kan selalu terindah dicinta versi kita
12.55 WIB
Waktu semakin habis saja. Di menit-menit ini aku mulai berhalusinasi. Aku merasakan ada seseorang yang berjalan mendekatiku. Berulang kali aku merasakannya, berulang kali juga aku menoleh kebelakang.
Hasilnya, aku tidak menemukan siapapun. Siapapun.
Jangan pernah jauh dariku
Jangan pernah tinggalkan aku
Kau kan selalu terindah dicinta versi kita
12.57 WIB
Sepertinya aku harus bersiap.siap
Lagipula, rintik-rintik langit ini sudah reda. Berganti dengan hawa panas.
Ku matikan lagu ini.
Tepat 13.00 WIB aku beranjak dari tempat itu. Penantian yang cukup menguras kesabaran ternyata.
Namun aku mendapatkan kekuatan baru saat ini
Keadaan tidak menuntunnya kembali padaku.
Aku dan dia cukup sampai disini.
Aku tidak
Komentar
Posting Komentar