Langsung ke konten utama

My Dad is My Dragon :D

Entah sejak kapan hubunganku dengan ayahku seperti ini
Mungkin karna jarak yang memisahkan kami, atau mungkin karna aku sudah mulai beranjak dewasa dan mengerti apa itu cinta. Cinta yang benar-benar tulus.

Whatever. Alasan apapun itu, tak penting lagi sekarang. Bagiku, yang terpenting sekarang adalah bisa semakin dan semakin dekat dengan ayahku.

Ayahku itu orangnya kaku, tegas, keras dan terkadang dingin.
Itu dulu, of course.

Namun, sekarang ayahku berubah dari seekor singa besar yang galak menjadi seekor naga besar yang selalu membawa ku terbang. Selalu. Selalu membuat hati dan pikiranku nyaman. Saaangat nyaman.

06 Juni 2013 Kebetulan bertepatan dengan ulang tahun ayahku
Online
Ayah
"ngapain sayangku"
"ini lagi ngerjain tugas pak, kalo bapak ngapain"
"jangan malam-malam, kalau ngantuk jangan dipaksakan"
"iya pak, ini juga sudah selesai kok"
"jangan lupa berdoa sebelum tidur"
"iya pak, selalu berdoa kalau ingat, hehe :D"
"Jangan kalau ingat saja, kita di dalam sadar harus ada ingatan ke sana atau ke tujuan kita jadi kita akan berhasil dalam mencapai tujuan, kalau kita tidak selalu kita bisa terjerambab kata lainnya tersungkur ( Gagal ) yang naasnya gatot ( gagal total)"
"iya pak, biasanya yuli lupa berdoa kalau sudah capek banget"
"secapek-capeknya kita harus selalu ingat dalam pikiran kita, kalau dilisankan itu kan hanya untuk didengar telinga saja, batin kan bisa berucap hanya yang dengar kita sendiri gitu"
"iya bapak, yuli akan berusaha selalu ingat kok"
"dengan ingatan dan batin kita yang selalu berbisik tentang tujuan kita, maka nantinya kita akan mudah terhindar dari godaan dalam wujud apa pun, kamu lihat bapak dulu, kalau Bapak tidak selalu ingat mungkin Bapak sudah tersungkur, karena Bapak ingat maka tetap tegak berdiri,"
"iya pak, yuli juga maunya gitu, yuli mau selalu ingat dengan tujuan yuli dan nanti bisa seperti bapak"
"Maka kamu harus lebih dari Bapak, di dalam hati dan pikiran harus kamu tanamkan saya harus berhasil, saya harus belajar lebih giat lagi, hal itu sebagai kemudi kita dalam menempuh satu tujuan, kalau tanpa itu maka kita terkadang salah arah atau kemudinya jadi tidak lurus, ya kalau mudah dikembalikan kemudinya, kalau tidak? berabe jadinya. Tapi Bapak yakin yang Bapak Sayangi pasti akan menyayangi Bapak gentian dan Insya Allah keluarga kita tergolong keluarga yang sakinah."
"iya bapak, yuli juga selalu berdoa semoga keluarga kita bahagia dan menjadi lebih dan lebih baik lagi. amin :)"
"jangan lupa belajar dan belajar"
"iya pak, doain yuli ya"
"Bapak selalu berdo'a dan berharap mudah-mudah Anak Bapak lebih dari pada Bapak ilmunya."
"amin pak, makasih"
"kalau sudah ngantuk jangan dipaksa"
"iya pak, ini juga mau tidur sudah"
"ya selamat bubuk"

Tanpa tersadar, pipi ini basah. Tak bisa aku kendalikan perasaan ini. Berbagai bayangan ayah terlintas memenuhi hatiku.

Aku tak bisa berkata apa-apa. Air mata ini sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.
Saat penulisan ini pun, aku tak sanggup menahannya.

Hanya kata-kata ini saja yang memenuhi hati dan menyekat tenggorokanku.

Dad, I'm sorry. Until now, I have not been able be the best for you. 
I love you, very love you
Maaf kalau selama ini yuli belum bisa ngebahagiain bapak, yuli selalu membuat bapak marah dan kecewa. Maaf kalau yuli belum bisa menjadi apa yang bapak mau. Maaf kalau yuli pernah marah sama bapak, pernah ngebohongi bapak, pernah ngak peduli sama perasaan bapak, pernah membuat bapak menangis ataupun sedih. 

I want you know, whatever happens, not because I didn't love you. Trust me Dad, I know what I must do.

Malam ini, aku merasa hidupku sempurna banget, bisa mempunyai ayah seperti ayahku ini. Percaya ngak, itu adalah kali pertama ayahku mengucapkan selamat tidur untukku. Kali pertama, it's a dream maybe  ^_^
But, if this dream. This is a dream that I never dreamed 

Juni ini benar-benar mengajari ku banyak hal. Dan salah satunya ini, Juni mengajariku untuk bisa lebih dekat dengan ayahku :)

God, thanks for all these ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...