Salah seorang temanku mempunyai rencana untuk berbuka puasa bersama anak yatim di panti. Aku suka kegiatan seperti itu. Aku juga ingin ikut. Seru sepertinya (harapku)
Kami memilih tanggal 15 Juni.
Waktu semakin dekat. Dan ternyata temanku itu belum menemukan panti sebagai tempat acara. Entah alasannya apa temanku itu memintaku untuk menemaninya. Kami berdua pun mencari panti yang sesuai menurut kami. Salah satu panti yang kami temui diluar dugaan. Bangunannya termasuk bagus. Mewah lah menurutku.
Kami memilih tanggal 15 Juni.
Waktu semakin dekat. Dan ternyata temanku itu belum menemukan panti sebagai tempat acara. Entah alasannya apa temanku itu memintaku untuk menemaninya. Kami berdua pun mencari panti yang sesuai menurut kami. Salah satu panti yang kami temui diluar dugaan. Bangunannya termasuk bagus. Mewah lah menurutku.
"Ini sih namanya panti elit, cari yang lain" kata temanku itu.
"Setuju" seruku.
Keesokan harinya, dia mengajakku lagi. Kali ini kami berhasil menemukannya. Bangunan sederhana, tak mewah, dan yang pasti, ini pas dihati kami.
"Ini baru namanya panti, cocok untuk amal" komennya.
"Haha, iya yah. Kalau ini sesuai dengan ilmu bersedekah" lanjutku
"Ilmu bersedekah apa?" tanyanya
"Ilmunya gini, 'Bersedekahlah dengan yang tidak mampu' haha" jawabku
"Hahaha"
15 Juni 2013
Aku sudah nggak sabar menanti datangnya hari ini. Bertemu anak-anak panti seperti tahun lalu. Aku pun berencana untuk pergi bersama *ehem *ehem (ngerti kan siapa yang aku maksud :D)
New Message
From Nurul
"Yul, aku pergi sama kamu ya, motornya Berlin nggak ada"
"Gini aja, kamu tolong sms Berlin, siap-siap gih, ntar aku jemput dia, trus ke kost mu. Kalian pake motorku aja, ntar aku kan bareng Bayu"
"Oke siip"
Dalam perjalanan aku baru sadar kalau hp ku ketinggalan. Mengingat waktu yang semakin mepet, aku lanjutkan saja menuju rumah Berlin. Pukul 4 kurang 10 menit aku tiba disana. Bayu semakin genjar menelpon ku, menanyakan keberadaanku sekarang. Ku jelaskan apa yang terjadi. Tapi entah dia mengerti atau tidak dia malah meninggalkanku, menyuruhku langsung ke panti. Aku mengerti sih keadaannya, dia harus ada disana lebih awal untuk mempersiapkan segalanya.
Namun seandainya, motor berlin belum ada, entah bagaimana nasib Nurul.
Namun seandainya, motor berlin belum ada, entah bagaimana nasib Nurul.
Jujur, aku tidak suka keadaan ini. Kecewa karna ditinggalin seperti ini. Niatan ke panti menguap begitu saja. Kami saja nggak tau tempat pantinya dimana. Walaupun aku sudah pernah kesana, tapi salah satu kekuranganku adalah gampang lupa jalan. Butuh berkali-kali kesana untuk bisa mengingatnya.
Amarah sudah menguasai hatiku. Aku benar-benar marah sekarang. Hari itu, sungguh aku tak mau melihatnya. Untung saja aku puasa, bisa sedikit meredam amarahku ini.
Amarah sudah menguasai hatiku. Aku benar-benar marah sekarang. Hari itu, sungguh aku tak mau melihatnya. Untung saja aku puasa, bisa sedikit meredam amarahku ini.
Akhirnya, kami bertiga memutuskan untuk tidak pergi ke panti. Aku mengusulkan buka puasa di jalan. Dan mereka menanggapinya dengan semangat. Ahhh, kalian memang teman-teman yang sungguh pengertian.
Kami membeli es buah dan tahu aci sebagai pembuka santapan. Kami mencari tempat yang nyaman untuk berbuka. Ini pertama kalinya aku buka puasa dijalan begitu juga dengan mereka. Pengalaman pertama yang indah. Ternyata tak hanya kami disini. Banyak yang berbuka puasa disekitar kami. Entah itu pasangan kekasih atau yang seperti kami ini.
Sementara menunggu berbuka, aku mendengar dering hp ku yang aku yakin tertinggal dirumah. Setelah aku periksa tas ku, aku menemukan hp ku itu. Aku mendapati ada 3 sms. Salah satunya Berlin yang mengatakan kalau motornya sudah ada. Andai aku membacanya dari awal, mungkin aku tidak pergi ke rumah Berlin. Mungkin sekarang aku sudah berada di panti.
Layaknya seorang musafir, kami mencari masjid untuk menjalankan shalat maghrib. Nyaman sekali rasanya bisa seperti ini.
Aku mengerti sekarang. Sepertinya memang Allah menuntunku untuk tidak pergi ke panti. Dan mungkin Allah menguji kesabaranku. Satu lagi, sepertinya memang bagi yang mempunyai kekasih, untuk sementara tidak boleh bertemu dulu untuk menjaga kebaikan puasanya. Allah baik sekali mau menjagaku dengan membuat alur cerita yang begitu mengejutkan di hari itu.
Hari ini, aku mencoba peruntunganku untuk mengikutsertakan ceritaku ini di blogging competition. Vote ya di http://www.burufly.com/festivalramadan/blog-competition/ atau www.Burufly.com/
Kami membeli es buah dan tahu aci sebagai pembuka santapan. Kami mencari tempat yang nyaman untuk berbuka. Ini pertama kalinya aku buka puasa dijalan begitu juga dengan mereka. Pengalaman pertama yang indah. Ternyata tak hanya kami disini. Banyak yang berbuka puasa disekitar kami. Entah itu pasangan kekasih atau yang seperti kami ini.
Sementara menunggu berbuka, aku mendengar dering hp ku yang aku yakin tertinggal dirumah. Setelah aku periksa tas ku, aku menemukan hp ku itu. Aku mendapati ada 3 sms. Salah satunya Berlin yang mengatakan kalau motornya sudah ada. Andai aku membacanya dari awal, mungkin aku tidak pergi ke rumah Berlin. Mungkin sekarang aku sudah berada di panti.
Layaknya seorang musafir, kami mencari masjid untuk menjalankan shalat maghrib. Nyaman sekali rasanya bisa seperti ini.
Aku mengerti sekarang. Sepertinya memang Allah menuntunku untuk tidak pergi ke panti. Dan mungkin Allah menguji kesabaranku. Satu lagi, sepertinya memang bagi yang mempunyai kekasih, untuk sementara tidak boleh bertemu dulu untuk menjaga kebaikan puasanya. Allah baik sekali mau menjagaku dengan membuat alur cerita yang begitu mengejutkan di hari itu.
Hari ini, aku mencoba peruntunganku untuk mengikutsertakan ceritaku ini di blogging competition. Vote ya di http://www.burufly.com/festivalramadan/blog-competition/ atau www.Burufly.com/
Komentar
Posting Komentar