Langsung ke konten utama

Cerita lucu versi Mbak Nisa

Aku punya cerita 
Yang menurutku cerita ini tuh langka banget terjadi

Kemarin, saat selesai buka puasa aku duduk bersandarkan dinding sambil sesekali menyuapkan kolak pisang buatan bude. Mbak ku datang ikut duduk disebelahku. Dia juga sama sepertiku, menyantap kolak. 

Tiba-tiba saja, aku ingin melihat tanggal berapa hari ini. Padahal sesungguhnya aku tau, hari ini tanggal 13 Juli. Lama ku pandangi kalender yang tergantung di dinding tempatku bersandar. Mbak ku pun menyadari apa yang aku lihat. 

Dengan logat Jawanya 
Ijek suwe Yul | Apanya yang masih lama? | Lebaran ne to ? #dengan PD-nya | Iya lebarannya masih lama banget mbak. Tapi ini bukan masalah lebarannya, aku nggak sabar ibu datang, aku sudah kangen banget sama Ibuku #muka melas 

Disinilah cerita lucu Mbak ku bermula. Masih dengan logat Jawanya 
Enek to dikantorku kalender, tapi bulan ne Februari..... terus #dengan penekanan yang panjang, kalian bisa bayangkan sendiri lah | Lah kok ? | Mboh Mas Gembul kui, jare ne, foto mbak-mbak BNI Syariah yang ada dikalender itu mirip mantannya | #spontan tawa ku pecah, meledak-ledak nggak karuan | Mengko aku ganti Juli, ntar berubah lagi | Diganti sama Mas Gembul lagi? | Bukan Mas Gembul, tapi Mbak Nana. Kalau Mbak Nana sudah datang, kalendernya berganti lagi menjadi September. Aku nanya to, loh mbak, kok September, kan ini masih Juli. Dengan polosnya Mbak Nana menjawab, foto mas-mas yang ada dikalender mirip mantan suaminya | Jiah !!! tawa ku meledak lagi | Maklum lah Yul, rondo #sambil tertawa ala tante-tante sinetron

Ada juga ya yang kayak gitu. Barusan ini loh aku dengar cerita aneh kayak gini. Langka banget ada 2 orang dalam suatu kantor yang sama, CUMA' (ditekannya pake banget) punya 1 kalender yang kebetulan didalamnya ada foto orang lain yang mirip dengan mantannya. Dan langka banget ada kantor yang tiap hari kalendernya cuman ada bulan Februari dan September :D 
Bosnya ini kemana bosnya !!

Mbak ku Minah yang kebetulan berada disitu juga mendengar cerita Mbak Nisa ini (Mbak Nisa itu yang cerita tadi). Otomatis, dia pun ikut berkomentar. Juga dengan logat Jawanya
Laa ngene wae, mengko to suruh lepas satu-satu tanggalane. Dijejerin ditembok bulan Januari sampai Desember. Jadi penak to, le arep ndelok mantan'e, opo mbah'e, opo pak'e ora ngenggo gonta-ganti #aku sudah ngebayangin gimana yang mbak ku ini maksud. Idenya inspiratif banget mbak | haha, iya Mbak, kasih tau tuh sama orang kantor suruh lepas satu-satu aja. Jadi kalendernya dilihat sesuai kebutuhan | Ho'o ya | Haha, rodo kabeh to mbak orang kantormu itu ? | Kandani kok, wes tue barang 

Wah, semakin seru saja cerita ini. Inspiratif sekali mbak :D

Mbak Nisa pun melanjutkan ceritanya
Trus to, kan dikantor itu ada satu komputer seng di nggo bareng-bareng. Nah, ntar kalau aku yang pake, wallpapernya ini, trus kalau Mas Gembul yang pake, diganti lagi wallpapernya, ntar kalau Mbak Nana yang pake, berubah lagi. Wes-wes, rodo-rodo | Haha, aneh ih mbak. Ada juga orang yang kayak gitu ya, sudah tua lagi. Kalau masih muda tadi ya aku maklum, labil | haha, neng kantorku kui labil kabeh yul, ra nek sing cetho | berarti Mbak Nisa juga rodo, haha | iya nok, jelas itu, hahaha #gaya tawanya tante-tante yang menang arisan

Wes-wes, mengko rodo e dadi akeh | Bukannya wes akeh to mbak? haha | ben ora meneh ngonoloh #sambil mengayunkan tangannya seperti tante-tante yang lagi menggosip *eh jeng #ayun tangan 
:D :D 
Yang sering nonton tante-tante arisan atau malah ikut arisannnya pasti ngerti yang aku maksud itu gimana

Ceritanya selesai sampai disini, Mbak Nisa pergi ke kamarnya, dan aku masih memikirkan cerita mbak ku tadi. Kok ada ya yang kayak gitu. Selama aku hidup 19 tahun, baru ini aku dengar cerita yang seperti ini :D


Diadaptasi dari kisah nyata, percayalah :D

Catatan : Jika didalam penulisan Jawanya ada kekurangan atau kelebihan, percayalah, itu semua berasal dari saya :D. Maklum, masih dalam proses belajar dan beradaptasi menjadi orang Jawa tulen :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...