Langsung ke konten utama

Sumpah Pemuda ?

28 Oktober 2015

Ini adalah hari dimana para pemuda dulu pada tahun 1945 mengikrarkan Sumpah Pemuda. Mengikrarkan semangat tanda merdeka.

Terlepas daripada itu, hari ini aku mengikrarkan kemerdekaanku sendiri.

Memang tak akan ada kebaikan didalam sebuah kepura-puraan. Berpura-pura menjadi orang lain, berpura-pura baik, berpura-pura bahagia, bukan seperti itu caranya.
Bukankah seharusnya bahagia itu ketika menjadi diri kita sendiri? Kita nyaman dengan diri sendiri dan orang lain pun begitu. Memang tak semua didalam diri ini baik. Ada beberapa hal-hal buruk yang seharusnya dihilangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, keburukan itu akan hilang perlahan. Cukup sabar dan memahami saja.
Bukan kah itu yang disebut merdeka?

Merdeka bukan mereka yang selalu bisa bahagia namun berada di bawah tekanan pihak lain. Seperti beberapa negara di dunia yang kaya raya namun sebenarnya itu adalah milik pihak lain. Merdeka adalah keadaan tanpa tekanan, bahagia dengan apa yang dimiliki dan terus berkembang, bukan menuntut dan mengancam.

Sebelum ingin membahagiakan pihak lain, bahagiakanlah dirimu sendiri. Rawatlah. Lindungi dari apapun yang menyakiti. Tinggalkan jika itu hanya memperlambat langkah. Merdeka lah. Lakukan sesuai dengan kadar kebahagian masing-masing.
Buang semua kepura-puraan. Akui. Jujurlah. Semoga semesta mendukung. Semoga Tuhan  merahmati.

Maafkanlah jika kini aku tidak bisa menjadi orang yang selama ini kalian idam-idam kan. Maafkanlah jika kini aku tidak bisa membuat kalian bahagia. Siapapun kalian yang ingin aku menjadi seperti apa yang kalian inginkan, maaf.
Aku hanya ingin memiliki diri ku sendiri. Dan aku hanya ingin kalian menerima. Solusi harusnya memahami.

Mungkin aku terlihat ego. Tapi apakah kau tau bagaimana rasanya memakai topeng badut sejam saja hanya untuk membuat orang lain bahagia? Sesak dan panas. Bayangkan jika itu berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hanya sedikit orang yang mampu melakukannya. Dan banyak orang yang menyerah di pertengahan. Membuka topeng dan ternyata tak banyak orang yang menyukai wajah aslinya. Tapi itu melegakan daripada harus terus merasakan sesak dan panas.
Ditinggalkan oleh orang-orang yang selama ini hanya tau dengan topeng badut memang tidak enak sama sekali. Kehilangan pendukung. Kehilangan perhatian. Kehilangan kawan. Kehilangan kasih. Banyak hal yang akan hilang


Hidup adalah proses, perjalanan dimana kita memilih dan dipilih. Ini semua kodrat. Silahkan memilih sesuai dengan keyakinan. Tenang saja, bukannya semua sudah digariskan?.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...