Langsung ke konten utama

End Of Elementary School :(


Semuanya terasa cepat. Aku pikir, akan ada basa basi yang mengarah ke tujuanku.

31 Oktober 2012
  • Rhy Bassist (Online)
Ry, ge ap ? Lagi sibuk bikin tugas yah ?
Ngak kok, lagi ol adja nie
Ohw, pantesan smsku ngak dibalas
Haha, hpku di kamar
: Oh iyalah ry, sebenarnya ada yang mau aku bilang. Tapi ntar dihp adja yah
Oh iyalah. Mau bilang soal apa ?
Ntar adja yah 
Sekaranglah, aku sudah pegang hp nie

Iyalah sekarang. Sebenarnya aku sudah mau bilang ini dari dulu. Aku suka sama kau Ry. Sejak SD, sampai sekarang. Maaf yah kalau pengakuanku ini mengganggumu. Aku cuman ingin tenang saja, selama aku tidak mengungkapkannya, aku yakin, aku tidak akan bisa tenang. Sekali lagi, aku minta maaf.

ÂÂÂ

5 menit kemudian

Ai, bingung aku mau balas apa.
Haha,, tak apa. Aku juga sudah senang kok.
Senang knapa ly, aw
Yah senanglah, akhirnya aku bisa mengungkapkan semuanya
Haha, iyalah ly
Tapi, ada lagi yang masih ingin aku tanyakan
Tanya apa ly ?
Hee, tapi malu aku nanya bha. Ary pernahkah suka sama aku. Jujur adja, ngak pake bote.
Pernah :D. Sewaktu SD. Haha
Oh, iyalah Ry. Lanjutinlah kegiatanmu. Thanks yah atas waktumu
Haha, ngak papa kok

Perasaan 8 tahun, hanya berakhir dengan cerita yang seperti ini. Sungguh ironi.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Nanti :)

Backsound by Threesixty-Sampai Nanti Halo malaikatku. Sekarang kau telah menjadi salah satu bintang yang sampai sekarang masih dapat ku lihat terangnya. Sejak banyaknya angin menghempas tali diantara kita, perlahan aku mengiyakan mu menjadi salah satu bintang di langitku. Siang ini langit mendung, dan tugas-tugasku pun sudah selesai ku kerjakan. Rasanya kalau kau sudah tak berada di sisiku pun sekarang aku terbiasa. Dan mungkin ini adalah cerita terakhir ku tentangmu. Dimana kan ku simpan semua harapan ini disaat ku temui, jalan yang tak bertepi Tak pernah ku lupa bagaimana kita dulu meminta saling menjaga satu sama lain. Menjatuhkan pilihan padamu dan padaku. Berharap jika ini nantinya berjodoh. Satu tiga lima tujuh bulan berjalan. Seperti hubungan lainnya kita diterpa berbagai masalah. Delapan sepuluh dan satu tahun hubungan kita terlalui, ada banyak hal yang dapat kita ambil sarinya, ilmu bahkan pahitnya rasa.   Seiring redup hati selimuti senyummu ta...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...