Langsung ke konten utama

Hari Aneh Itu Anugrah Tuhan :)

25 Februari 2013

Pernah ngak sih, merasa kalo ada “1 hari tertentu” yang terasa aneh sekali? Hari yang beda dari biasanya.
Aku pernah, tapi ngak sering sih. Dan hari ini, termasuk dalam daftar hari teraneh versi On De Sepot :D. Rasanya itu, ngak bisa diungkapin dengan kata-kata, tapi aku akan coba untuk merangkainya. Cieileehh :D

Hari ini, banyak hal yang belum pernah terjadi (sepertinya sih begitu). Satu hari yang membuat perasaan ini seperti gelombang, pasang, surut dan terhempas.
Dimulai ketika pada malam 24 Februari.
Tau Bayu.kan? (siapa itu? kalo ngak tau, anggap tau aja). Malam itu, aku memulai menulis status di pesbuk. (Keanehan pertama yang ngak aku sadari). And you know, he likes my stat. Haha, sempat nyengir sih, tapi ngak lama. Kok dia sukai statusku ya? Padahalkan, sejak tragedi itu (tragedi apalagi nii -_-), dia ngak pernah sentuh.sentuh statusku. Mungkin, kebetulan aja kali yah (ngak ambil pusing).
Selamat pagi dunia. Cerah sekali hari ini. Aku ngak sabar apa yang akan terjadi hari ini. Hari ini mulai jadi orang penting, schedule padet, dikejar dead line, rapat dimana-mana (sok penting banget sih nie orang -_-).

>>Kampus

Materi pertama selesai.
“Jangan pulang dulu, kita harus bagi kelompok, ada tugas ISBD (Ilmu Sosial Budaya Daerah). Setiap kelompok ada 3 orang, masing-masing terdiri dari 2 cewe 1 cowo” (kenapa harus begitu? Kalo mau diceritain, panjang, butuh waktu 2 bulan :D)
Alhasil, aku dan Nisa (siapa lagi Nisa itu? Kapan-kapan aku ceritakan tentang dia) membuat gulungan kertas yang bertuliskan nama-nama para cowo. Nanti, setiap kelompok mengambil 1 untuk dijadikan partner.
Muncul deh thu pikiran jahatku.
“Nis, punya Bayu mana, simpen ya, ntar kita ambil dia”
Nisa hanya menunjukkan senyum liciknya :D
Tapi, saat mulai pengambilan nama, aku berubah pikiran.
“Nis, ngak usahlah. Ambil saja semaumu. Terserah saja, nda usah ambil dia yah”
Kali ini Nisa menertawakanku. Bodo amatlah.

@Keanehan ke-dua : Kok bisa, yang diambil Nisa itu Bayu.

“Yul” sambil nunjukin gulungan kertas yang dia dapatkan.
“What? Kau ini bah aku kan sudah bilang nda usah ambil dia”
Iyo, tapi iki aku ra ngerti kalo iki jenenge de’e. Aku ngasal yo ngambile. Yo ra popo tho, sekalian usaha baikan
“………..”

>>Saatnya pulang (ke arah parkiran)

Aku mengambil helm putihku, duduk diatas jok motorku. Didepan, sekitar 5 meter dari arah kanan, ada Bayu dan Bams (siapa lagi ini sih? Banyak banget aktornya) yang akan melewatiku. Dag dig dug deh tuh jantung, berharap disapa. (Senyum tipis tertoreh diwajahku, berharap ada yang membalas senyum ini) Tepat saat mereka berada didepanku, Bayu terus saja melenggang tanpa berpaling ke arahku. Dibelakangnya ada Bams, ekspresinya terlihat ingin menyapaku (pedenya ini orang), kepalanya menoleh ke arahku, lalu menoleh ke arah orang yang ada didepannya. Seingatku, 2 kali dia melakukan adegan seperti itu.
@Keanehan ke-tiga : Bams mengingatkanku tentang rapat, padahalkan, ntar ketemu lagi dikelas, lagipula, rapatnya juga ntar sore, kok ingatinnya sekarang? Mungkin, dia itu ingin menyapaku. Tapi, dengan cara yang tersamarkan.
Bams mengeluarkan suaranya untukku.
“Jangan lupa, jam 4 rapat di Kama”
“Iya Bams” aku tersenyum, dia juga tersenyum. Akhirnya, senyum ini terbalaskan juga, walaupun tak seperti yang diharapkan.

>>Materi kedua. Dikelas.

“Malu hati ini, saat ku tatap wajahnya, mungkinkah ini, yang dinamakan cinta” *Afgan-Pesan Cinta
Pas banget lagu itu untuk ngegambarin perasaanku sekarang ini seperti apa. Ada sepasang mata yang selalu aku pergoki sedang memperhatikanku. Yes right. Sepasang mata milik Bayu yang selalu memancingku untuk melihatnya. Mata itu seakan memanggilku. Maksudnya? Yah, memanggilku. Seakan memaksaku untuk melihatnya, dan setiap aku melihatnya, aku pasti melihatnya sedang melihatku (cieee, yang lagi liat-liatan, jangan keseringan, ntar dosa loh).

>>Saat Les

Biasanya, kalo les itu, suasananya datar. Flat. Tapi, ntah kenapa, hari ini menyenangkan sekali. Gokil. Seru. Rame. Asik. Aku menjadi diriku sendiri. Aku berani menjadi diriku sendiri. Aku berani berkata tidak bisa. Aku berani keluar dari jalurku (maksudnya, jalur yang positif ya). Pokoknya, gas puol rem blong dah :D
Semua itu dimulai gara.gara si Mr. Ali ngak ngebolehin aku untuk izin pulang awal, padahalkan aku ada rapat. Di ketawain deh thu aku ama anak-anak. Aku disuruh milih, rapat atau tetap disitu.
Ditengah kebingunganku, Mr. Ali membagi peran untuk dialog

“No 1. Jimmy with Yuli. 2, Yuli with Mira. 3, Baskoro with Faisal, 4, Dimas with Fadhly.”
“Mr, Yuli twice”sanggah Baskoro.
“Yah, Yuli twice”
Padahal, pada saat itu, ngak peduli deh thu aku 2 kali atau 3 kali. Eh, kok Baskoro malah peduli sih. Jangan-jangan ada sesuatu (Gubrak!!, kepedeannya juga ini anak bah).

Seiring berjalan waktu, setiap menit disana pasti ada tawa. Berbagai kelucuan terjadi disana. Jimmy, Baskoro, Aku :D, Mr. Ali, Dimas dan Mira saling bergantian melawak. Membuat malam itu, menjadi begitu hangat (soalnya, diluar lagi hujan deres). Terkadang, diselingi senyuman Baskoro kearahku. Lucu sih. Beberapa kali, aku terlihat bodoh (loh, bukannya emank bodoh ya? :D), soalnya, tanpa tersadar, aku memperhatikannya diam-diam.
Semuanya terlihat alami. Mereka menjadi dirinya sendiri.
@Keanehan ke-empat : Aku bahagia berada disini. Aku puas. Aku tertawa lepas. Aku menjadi diriku sendiri disini. Teman-temanku, mereka berbeda dari biasanya.

>>Kampus, 20.30 WIB

Dengan cepat aku melaju menuju kampus. Keinginan untuk ikut rapat masih menggebu-gebu.
Aku tiba. Rapat masih berlangsung. Syukurlah, aku masih bisa menampakkan wajahku (emank penting?)
Keanehan ke-lima terjadi saat rapat usai. Aku menuju motorku. Agak lama aku duduk disana. Menunggu (menunggu apa? Menunggu sesuatu, apapun itu).
Des terlihat berjalan melewatiku. Aku sempat menghentikannya sebentar.

“Des”
Ho’oh, ngopo?”
“Sombong sekali kau sekarang Des”
Yah, keanehan ke-lima itu ya tentang Des. Kau tau, apa yang dia jawab saat aku bilang dia sombong? (ya ngak taulah, kan belum diceritain, gimana sih -_-) Dia berlalu. Yah, dia pergi tanpa meninggalkan jawaban. Keren ngak tuh? Keren bangetlah. Dicuekin itu, rasanya seperti lompat dari lantai 17.

>>Rumah, 21.30 WIB

Ku rebahkan badan ini di atas kasur. Kulepaskan lelah yang sedari tadi bersamaku. Badan ini lelah, kepala ini penat, tapi, hati ini terasa penuh, penuh dengan berbagai kekaguman kepada Allahku. Allah memberiku hari yang berbeda dari biasanya. Ya, ini hadiah dari Tuhan.
Ku bersihkan badan ini, mengambil air wudhu. Saatnya bertemu dengan Tuhanku. Ku ceritakan semua yang aku alami hari ini. Berterima kasih kepada-Nya.
Seharian ini, aku belum buka pesbuk ya?

>>Skip
00.29
Cerita ini telah sampai pada akhirnya. Pikiran ini mulai lelah, hati ini ingin damai. Perlahan mata ini menutup ditengah hangatnya anugrah Tuhan atas hari ini. Tak lupa, senyum kecil ini menandai berakhirnya hari ini :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Penulis karna sedang melewati masa-masa kritis

Waktu kembali meminta ragaku dan ragamu saling menjauh. Perlahan hati ini mulai mencari jalannya sendiri. Mulai meniti kesedihan yang pernah terukir. Sempat aku menyesal memulai kisah yang hampir sempurna ini. Hati ini kembali menggetarkan pipi. Mengundang tangis yang hampir saja mereda. Mata ini melihat sesosok rasa yang mencoba disembunyikan. Sia sia. Rasa itu mengoyak keluar. Menggores hati yang selama ini mencoba mengekang. Kini rasa itu menghancurkan segalanya. Malam ini aku kembali menjerit dalam doa. Tangisku tumpah turun membasahi penutup shalatku. Doa yang terpanjatkan lebih terdengar seperti lolongan minta tolong. Ini titik terlemahku. Aku baru saja bertemu kembali dengan dia yang entah masih aku cinta atau tidak. Pertemuan singkat namun mampu membuatku kembali harus membangun benteng pertahanan. Kalau boleh aku meminta, aku tidak ingin pertemuan kemarin terjadi. Air mataku semakin deras turunnya. Kembali aku mengusap air mata ini. Menahan rasa sesak ya...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Aku Kembali dari Kematian Pikiranku

Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai melupakan sisi diri ku yang senang menulis. Ya seperti saat ini, hari ini tanggal 17 November 2024 Tuhan mengajakku bernostalgia dengan membawa ku kembali ke masa itu. Masa dimana aku mampu menikmati hidup, merenungi setiap hal dan kejadian, mengistimewakan setiap momen yang terjadi dan tidak tau bagaimana rasanya kelelahan.  Hari ini, Tuhan mengajarkan aku bahwa beberapa tahun kebelakang adalah tanda bahwa aku hanyalah manusia. Manusia adalah tempat lupa dan lalai. Begitupun aku, yang lupa apa yang membuat aku hingga sampai disini. Ingin rasanya aku segera rangkum semuanya, tapi kalau seperti itu, aku akan melewatkan momen spesialnya dari setiap kejadian. “ Karna tidaklah terjadi suatu kejadian agar bisa kita petik hikmahnya ” ini adalah kalimat yg membayangi ku beberapa hari terakhir. Selalu terngiang dan membuatku terasa sangat sesak beberapa hari ini. Apakah mungkin karna ini? Karna Tuhan ingin aku kembali menuliskan semua momen itu untuk...