Langsung ke konten utama

Kuliah SIK :D

5 Maret 2013


08.40 AM
Kuliah pagi ini terasa dingin sekali. Materi kedua ini adalah SIK (Sistem Informasi Kesehatan). Kali ini, aku duduk di barisan paling depan + sendirian. Si Nisa, aku tinggal deh tuh. Dia duduk di paling belakang (semua ini ada alasannya, @rahasia). 

Oke, tanpa basa basi lagi, kuliah SIK dimulai. Hari ini ada 2 kelompok pria yang akan presentasi. Tapi sayangnya, hanya kelompok 1 yang presentasi, kelompok 2 itu ngak tau deh pada kemana.

Presentasi yang dibawakan oleh 03, 14, 07, 28, 27 dan 31 (NIM aja yah, apalah arti sebuah nama, iyakan?)
Presentasi ini berjudul Sistem Informasi Kesehatan.

>>Skip 
Anggep aja deh tuh presentasi udah kelar, soalnya aku ngak ngerti apa yang mereka sampaikan, mereka cuman baca, ngak seru (piss mas-mas bero :D)
Walaupun hanya dengan presentasi ala kadarnya, mereka berhasil mengumpulkan 2 pertanyaan (salut ama yang nanya). 
  • Pertanyaan pertama : Hubungan desentralisasi dan sentralisasi dengan SIK
Dalam kebijakan sistem kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan sentralisasi. Namun, karna di Indonesia itu terdapat banyak provinsi, maka dilakukanlah desentralisasi. Namun, tidak semua hal adalah desentralisasi. Didalam UU, ada 5 hal yang tetap berpacu kepada sentralisasi, yaitu (ini cuman ada 3, soalnya si bapak dosen lupa yang 4 dan 5) :
- Keamanan : Setiap wilayah tidak boleh punya tentara 
- Ketertiban : Setiap bupati tidak boleh punya polri pribadi (sok penting banget bupatinya kalo punya polri pribadi)
- Kesehatan : Mencangkup dalam hal kebijakan

Untuk pengembangan SIK, desentralisasi meminta kepada sentralisasi. Namun, setiap wilayah harus membuat SIK sendiri. Nanti, dari SIK itu, pemerintah hanya akan menerima hasil bersih (siap diolah). Tapi, kenyataannya sekarang adalah, pemerintah menerima hasil data dari setiap wilayah dalam bentuk hasil mentah (belum siap diolah). Sebenarnya pemerintah bisa mengolahnya, tapi pasti akan membutuhkan waktu yang lama. Lagi pula, itu bukan bagiannya pemerintah nasional. Nah, disinilah dibutuhkan adanya SIK. Sampai disini ngerti? Semoga ngerti yah, kalo belum ngerti, tidur aja gih :D

Nah, bicara soal SIK. S itu adalah sistem (iya, udah tau kali -_-). Si bapak dosen kan ada ngasih gambar tuh  (gambarnya lumayanlah buat sakit kepala sementara). 


Eh, si bapak dosen malah bilang gini (semoga kalian masih ingat)
"Pusingnya itu ya kayak gini kalo kita ngomongin tentang sistem kesehatan nasional, ribet" (yaelah, dosen aja bilang ribet -_-)

Tapi, kita ambil simpelnya aja. Gini, sistem itu adalah suatu TATANAN dimana terjadi suatu KESATUAN usaha dari berbagai UNSUR yang saling BERKAITAN secara TERATUR menuju pencapain TUJUAN dalam batas LINGKUNGAN TERTENTU. Gampangnya, lihat aja deh tuh gambar. Kan gambar itu terdiri dari berbagai unsur yang berkaitan, seperti dokter, laboran. Trus gambarnya itu terhubung teraturkan, menuju tujuan yang ditengah itu, dan unsur yang tergabung dalam sistem itu bukan unsur sembarangan, tapi unsur yang tergabung dalam lingkungan itu. Oyc, si bapak dosen juga ada tuh kasih contoh masalah sistem. Contohnya, sistem kehidupan. Sistem utamanya itu adalah Tuhan dan subsistemnya itu ada banyak. Makhluk ciptaannya, tata surya, galaksi, dan lain-lain.
Asal tau saja ya, awalnya aku juga ngak ngerti apa gunanya gambar mbulet itu. Tapi gara-gara gambar ini, aku bisa paham apa itu sistem seperti yang aku tuliskan diatas. Sampai disini paham ngak? 

Lanjut ^-^ (paham ngak paham, tetap lanjut)
Dalam sistem itu, terdiri dari tingkatan-tingkatan. Perlevel. Bertahap. Step by step. Ciiaahh gayamu :D
Maksudnya gini, dalam hal data, pemerintah akan meminta kepada setiap wilayah. Dalam hal ini (kayaknya kebanyakan dalam nya deh), nasional ke provinsi, provinsi ke kabupaten/kota dan kabupaten/kota ke kecamatan. Nanti, setiap puskesmas yang ada ditiap kecamatan akan melaporkan kejadian apa saja yang terjadi di kecamatan itu. Data itu akan dikirim ke kabupaten/kota. Nanti, kabupaten/kota akan menyimpulkan hasil data berdasarkan data-data yang masuk dari tiap kecamatan. Begitu seterusnya, kabupaten/kota ke provinsi, provinsi ke nasional. Sampai akhirnya, data itu ada di pemerintah pusat/nasional, yang berupa hasil bersih, karna sudah diolah ditiap tingkatannya tadi. Nah, kalau sudah seperti itu, pemerintah akan mudah menyimpulkan dan kemudian membuat kebijakan nasional.

*Informasi data itu dibutuhkan perlevel, tergantung tingkat kepentingannya*
Kata si bapak dosen :)

Sampai disini ada yang ingin bertanya? (obsesi menjadi dosen :D)

Dari tadi kan kita udah ngomongin masalah sentralisasi dan sistem. Sekarang waktunya untuk desentralisasi.
Nah, kalau pemerintah udah membuat kebijakan nasional, maka tugas daerah untuk menjalankannya sesuai dengan SIK-nya masing-masing. Inilah yang dimaksud dengan desentralisasi. 

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat kedaerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri.

Kenyataannya di Indonesia sekarang ini, desentralisasi tidak bisa dilakukan secara mutlak. Mengapa? Karena setiap daerah itu mempunyai APBD yang berbeda-beda (loh, kok APBD dibawa-bawa, hubungannya apa dengan APBD).

Tahapan simpelnya seperti ini :
Nanti, setiap daerah akan menjalankan kebijakan nasional. Dalam menjalankan kebijakan nasional pasti membutuhkan dana.kan? Dana yang digunakan itu pasti dari APBD. Kenapa APBD? Kembali kekonsep awal

DESENTRALISASI = URUSAN DAERAH (APBD)

Yang harus kita tahu, setiap daerah itu memiliki APBD yang berbeda-beda. 

Untuk wilayah yang memiliki APBD kecil : 
Jika dalam pelaksanaannya nanti, wilayah itu kekurangan dana untuk menjalankan kebijakan nasional, maka wilayah itu akan meminta bantuan dana dari pusat. Nah loh, katanya desentralisasi, kok masih ada campur tangan dari pusat? Inilah yang dimaksud "desentralisasi tidak bisa dilakukan secara mutlak".

Untuk wilayah yang memiliki APBD besar :
Si bapak dosen mengatakan kalo Kalimantan itu daerah kaya (nyengir-nyengir dah tu bibir, daerahku dibangga-banggain :D). Daerah yang memiliki APBD besar seperti Kalimantan, pasti bisa melaksanakan desentralisasi dengan baik. Untuk apa dia meminta bantuan pusat, ngelola sendiri aja udah bisa kok (hebat ngak tuh kalimantan, cie cie yang lagi seneng daerahnya dibangga-banggain, padahal, kota asalnya daerah terkecil dikalimantan :D). 

Sampai disitu, paham.kan?

Tok.Tok.Tok
Satu persatu personil kelompok 2 pria masuk. 
Eh, baru nongol jam segini, maksudnya apa coba? Ckckckck -_-

Lanjut ke pertanyaan ke-dua :
  • Pertanyaan kedua : (Kira-kira seperti ini pertanyaannya) Apakah SIK di Indonesia sudah berjalan dengan baik?
Kata si bapak dosen, SIK belum berjalan dengan baik. Berdasarkan situs website siknas yang ngak jelas alamatnya apa, disana disajikan data-data lama, data tahun 2008 (kalo ngak salah, bapak dosen bilangnya gitu). Selain itu, alasan belumnya karena kurangnya pemahaman para pengambil kebijakan (kayaknya sih, si bapak dosen ngak nerangin banyak tentang ini, atau bisa jadi aku yang ngak merhatiin ya :D)

Akhirnya, kuliah hari ini selesai :)
Oyc, nasib kelompok 2 gimana?
Mereka ngak presentasi, gara-gara tema yang seharusnya dibawakan oleh kelompok 2 malah dibawain ama kelompok 1. Sebuah akhir yang bahagia ya (miris -_-).

Hehe, sebenarnya tujuanku nulis ini tu, cuman buat ngebantu temen-temen yang tadi pagi ngak ngerti, apa yang si bapak dosen jelaskan (sok baik deh lo). Aku butuh saran dan masukannya ya, kritik apalagi, sangat aku butuhkan. Dibuka 3 penanya' :D

*nb :
Semua yang aku jelaskan disini berdasarkan pendapat para ahli (si bapak dosen maksudnya :D)
Kalo ada kekurangan, dimaafin ya ^_^
Kalo ada kelebihan dimaklumi aja ya (tau.kan, kalo aku itu orangnya agak gimanaaa gitu :D)
^_^  ^_^  ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Nanti :)

Backsound by Threesixty-Sampai Nanti Halo malaikatku. Sekarang kau telah menjadi salah satu bintang yang sampai sekarang masih dapat ku lihat terangnya. Sejak banyaknya angin menghempas tali diantara kita, perlahan aku mengiyakan mu menjadi salah satu bintang di langitku. Siang ini langit mendung, dan tugas-tugasku pun sudah selesai ku kerjakan. Rasanya kalau kau sudah tak berada di sisiku pun sekarang aku terbiasa. Dan mungkin ini adalah cerita terakhir ku tentangmu. Dimana kan ku simpan semua harapan ini disaat ku temui, jalan yang tak bertepi Tak pernah ku lupa bagaimana kita dulu meminta saling menjaga satu sama lain. Menjatuhkan pilihan padamu dan padaku. Berharap jika ini nantinya berjodoh. Satu tiga lima tujuh bulan berjalan. Seperti hubungan lainnya kita diterpa berbagai masalah. Delapan sepuluh dan satu tahun hubungan kita terlalui, ada banyak hal yang dapat kita ambil sarinya, ilmu bahkan pahitnya rasa.   Seiring redup hati selimuti senyummu ta...

22 Agustus 2012

Ku melihatnya di.bawah, mengambil sebuah cincin, berwarna biru. Aku berteriak “maling”!!! Dia mendatangi.ku. “Kenapa?” kata.ku. Dia menunjuk sebuah foto. “Itu ayahmu yah, kalo dia kenapa-kenapa gmna yah?” “Kau mau apain ayah.ku, nda akan bisa kau apa-apain dia, kau tu Tar, knpa juga kau begitu, mau sampai kapan kau begini. Senang.kah kau dibicarakan orang, senang kau dibenci sama orang, sudahlah Tar, tua bha sudah kita nie.” Aku terdiam sejenak, mengambil napas panjang, dan tanpa aku sadari aku mengatakannya.  “Sebenarnya aku tu sayang bha sama kau Tar (wajahnya terlihat kaget), tapi ya…” Mata.ku terbuka. Aku terdiam. Wajahnya masih ku ingat jelas, hingga aku menuliskan ini, senyum kagetnya itu masih terasa berada di depanku. *Tar = Muktar *Muktar = Temen SDku yang pernah aku suka waktu itu, dan sekarang dia sudah berada ditempat yang berbeda. I hope he Rest In Peace :)

Kun Fayakun?

Dulu aku kira semua hal bisa diubah di dunia ini. Katanya nggak ada yang mustahil kan Katanya kun fayakun Tapi untuk beberapa waktu ini aku mulai tidak setuju tentang itu Ada hal yang tidak bisa diubah Sebesar apapun usaha, tak ada yang bisa mengubahnya. Ada yang bilang lagi butuh waktu untuk membuat sebuah perubahan Tapi adakah patokan seberapa lama menunggu dan berusaha? Apakah butuh waktu seumur hidup? Itu tidak adil menurutku. Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih dari menunggu perubahan itu terjadi. Dulu aku kira semua hal tak ada yang tidak mungkin Ada yang bilang jika kita fokus pada satu tujuan maka seluruh energi alam akan membantumu Rasanya itu seperti sihir yang bisa membuat siapapun yang mendengarnya kembali bersemangat setelah kecewa Katanya tidak ada usaha yang sia-sia. Namun ini apa? Aku merasakan hal yang ingin sekali aku hindari. Aku telah berharap banyak jika ini bisa berubah menjadi lebih baik. Aku kecewa ...